Sabtu, 16 Mei 2009

Telaga Zam-Zam(fakta?)




Mata air zam-zam?

Sumber dari emel untuk dikongsikan..selebihnya buatle research sendiri.


Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah saintifiknya juga. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi.



Khasiat air Zam-zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan, tapi kalau dongengan geologi sumur Zam-zam mungkin bisa dijelaskan disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita selanjutnya bisa ditanyakan ke Forum disebelah ya. Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang.

Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well).

Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam
——————————————————-
Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.(lihat gambar diatas)



Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.



Mata air zamzam

Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.



Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.

Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 - 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.

Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.

Air hujan sebagai sumber berkah
——————————————————



Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah.

Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.



Gambar disebelah ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukit an disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus.

Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).

Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.

Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah.

Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam
———————————————————————-
Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah h aji.



Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.

Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.



Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk:

1. Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering.
2. Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air.
3. Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
4. Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol.
5. Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah.
6. Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam

Perkembangan perawatan sumur Zamzam.
——————————————————————

Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.



Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah.

Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah.

Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well).

Kandungan mineral
———————————–
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi
Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre).
Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).

Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.

Selamat Hari Guru-

BERBURU ke padang datar
Dapat rusa belang kaki
Berguru kepala ajar
Ibarat bunga kembang tak jadi
(dedikasi kepada Hari Guru dan guruku tercinta)

..............................
Dialah
pemberi paling setia
Tiap akar ilmu miliknya
Pelita dan lampu segala
Untuk manusia sebelum jadi dewasa.

Dialah
ibu dialah bapa juga sahabat
Alur kesetiaan mengalirkan nasihat
Pemimpin yang ditauliahkan segala umat
Seribu tahun katanya menjadi hikmat.

Jika
hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa
Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta
Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara
Jika hari ini seorang ulama yang mulia
Jika hari ini seorang peguam menang bicara
Jika hari ini seorang penulis terkemuka
Jika hari ini siapa sahaja menjadi dewasa;
Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa
Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca.

Dimana-mana dia berdiri di muka muridnya
Di sebuah sekolah mewah di Ibu Kota
Di bangunan tua sekolah Hulu Terengganu
Dia adalah guru mewakili seribu buku;
Semakin terpencil duduknya di ceruk desa
Semakin bererti tugasnya kepada negara.
Jadilah apa pun pada akhir kehidupanmu, guruku
Budi yang diapungkan di dulangi ilmu
Panggilan keramat "cikgu" kekal terpahat
Menjadi kenangan ke akhir hayat.



USMAN
AWANG
1979

Alasan Penghakiman (2)

Sekalipun dalam begitu banyak Kitab-Kitab Fiqh,melingkari perbahasan mengenai Sistem Kehakiman(al-Qadha)-bermula dari kepentingan al-Qadha sehingga kepada pendakwaan,cara pensabitan dan etika pegendalinya.Namun tiada disana perkara yang menyentuh tentang `tasbib al-hukm` ini atau mungkin ada tetapi amat kurang atau jugak disentuh secara sepintas lalu dan tidak begitu diberi perhatian.Menurut Prof Dr ahmad Hidayat hal ini terjadi mungkin kerana beberapa faktor antara lain:

(1).Ketiadaan sistem hireki mahkamah bagi tujuan rayuan (2)Penekanan kepada keterangan lisan semata sementara keterangan tulisan melalui tapisan yang begitu ketat.(3)Keputusan Qadhi tidak boleh dibatalkan melainkan ada kesilapan yang asas.(
(4) Tiada kaedah `duluan mengikat`(5)Rujukan terus kepada sumber asal.
(Dr Ahmad Hidayat Buang-API-Kertas Kerja Seminar Penulisan Teks Penghakiman-2000.

Manakala Dr Amin Haji Abd Rahman al-Jarumi pula menyatakan,sebab ketiadaan penulisan yang menceritakan mengenai hal tersebit disebabkan oleh taraf mereka (al-qadhi) semasa itu adalah mujtahid,kebolehan mereka merujuk terus kepada sumber utama syarak menyebabkan mereka tidak perlu memeberikan alasan kepada penghakiman mereka.Mungkin juga boleh dikatakan sistem kehamkiman pada waktu itu adalh simple,dimana yang menghukum dan yang melaksanakan hukuman adalah orang yang sama.
(Dr Amin Abd Rahman-Muzakarah Peningkatan Profesional Kehakiman-ILIM 2000).

Walauapapun keadaanya jika dinilai dari kacamata syarak,sebab dan alasan terhadap sesuatu hukum memang wujud dan dinyatakan secara jelas dalam banyak keadaan.

1-Al-Quran memberi alasan dan sebab kepada sesuatu hukum yang diturunkan.
2-Al-Sunnah-memberi alasan dan sebab.Rasulullah memberi alsan dan sebab serta penyifatan tertentu kepada hukum hakam bagi menunjukan keterikatan atau meluaskan sifat dan alasan.(lihat I`lam al-Muwaqiin-Ibnu Qayyim-dalam banyak kes dibincangkan bersangkutan dengan soal sebab da alsan ini.
3-Imam Al-Ramli-Qadhi Darurah perlu ada alasan penghakiman dan tidak boleh diterima hukumanya melainkan disertakan alasan dan sebab hukuman itu dibuat.Manakala Al-mawardi pula menyatakan:

Ada tiga keadaan jika ada keadaan yang dibangkitkan oleh pihak yang dikenakan hukuman dan Qadhi pula tidak membuat alasan penghakiman:-

1-Jika hukuman dari Iqrar-tidak perlu alsan hukuman.
2-Jika dihukum dari Al-Nukul anil Yamin atau Yamin Muddaie-perlu alasan dan sebab hukuman.
3-Jika dihukum atas sesuatu hak dalam tanggungan(zimmah)-tidak perlu alasan sebaliknya jika dibuat atas sesuatu barangan(ain) maka perlu sebab dan alasan.

(lihat Tuhfah al-Muhtaj dan Adabul Qadhi _Al-Mawardi juz 11-Petikan dari Kertas Dr Amin)

Kesimpulan:

Alasan penghakiman adalah perkara penting dan perlu,terutama pada masa kini dan lebih lebih lagi menyentuh soal `hukum`.Sistem hiraki mahkamah yang membenarkan proses rayuan memerlukan sebab dan alasan kepada hukum yang dijatuhkan,kedudukan `hakim darurat`,menambahkan lagi keperluan tersebut.Dengan adanya alasan penghakiman yang jelas dan teratur serta dinyatakan sumber-sumber ambilan yang otontik akan menambah keyakinan dan kepuashatian pihak-pihak.WA

fakta

Muhammad Bin Masruq-orang pertama menyimpan rekod-rekod mahkamah dalam tempat khas(qimatr)(hakim dari tahun 177-184H).

Mufaddal BIn Fadalah-orang pertama yang membuat statement of claim-(Iqamah Al-da`wa/aridah al-Da`wa)secara bertulis.

Isnin, 11 Mei 2009

Penulisan Teks Penghakiman /Alasan Penghakiman

Salam,

Al-Qadha dari segi bahasanya bererti: menyelesaikan/mengosongkan/menunai/membayar/memaksa// memastika/menetap@menentukan/memerintah/mengarah/janji/kewajiban.(lihat Muhamad Salam Madzkur:Al-Qadha Fi Al-Islam,h.11/Ibnu Abi Dam:Adabul Qadha` h.125/Abd karim Zaidan: NIzam al-Qada` h.11).Dari segi istilahnya:Terdapat takrif yang pelbagai:1-Penerangan terhadap hukum Islam secara ilzam yang diputuskan oleh Hakim@Qadhi(AlauDin Al-Tarabulsi:Yataradad Bainal Khasmain Minal Ahkam,h.7)l.Abd Karim Zaidan memilih takrifan:Penghakiman/keputusan yang diputuskan diantara pihak yang bertikai dengan Undang-Undang Islam(Qanun al-Islami) dengan cara yang tertentu.(h 13).Di maksudkan dengan cara tertentu ialah proses yang mesti dilalui mengikut prosedur atau tatacara yang telah ditetapkan bersesuaian dengan hukum syara` .

Disini dapat kita gambarkan bahawa,sesuatu keputusan Hakim itu perlu dipatuhi oleh pihak yang bertelingkah,kerana hukuman itu bersumberkan dari kuasa yang sah atau wilayah yang diberi oleh pemerintah Ilsma melalui perlantikanya(sekarang dilantik oleh Sultan dan diwartakan).Sekaligus Qadha ini berbeza dengan fatwa dari segi kesanya,dimana fatwa terpulang kepada mustafti samada nak patuh atau tolak fatwa tersebut,dimana fatwa tidak bersifat ilzam(masa kini fatwa diwartakan dan diberi kuasa kepatuhan dibawah Kesalahan Jenayah Syariah).

Secara mudahnya,penghakiman wajib dipatuhi dalam ertikata mesti dilaksanakan keputusanya.Perlaksanaan ini samada meletakan hak seseorang dalam aspek mal(sivil)atau menjalankan hukuman dalam aspek jenayah.Biasanya amalan masa kini,setiap keputusan atau penghakiman akan diiringan dengan alasan penghakiman(Tasbib al-Hukm/Ground of Judgment).Dimana Alasan penghakiman ini,adalah huraian dalam bentuk nas(hukum syarak) dan otoriti(akta/enakmen/kes-kes duluan dan apa jua yang berkaitan) yang digunakan oleh mahkamah(hakim)bagi menyokong keputusanya berhubung sesuatu isu yang dipertikaikan dalam prosiding.

Persoalan yang hendak dibincangkan disini ialah apakah ada perbincangan tasbib al-hukm ini dalam kontek ilmu fiqh?Mengikut Prof Mohd Daud Bakar,penulisan penghakiman ini(tentunya termasuk alasanya sekali),fatwa adalah termasuk dalam kategori `pembendaharaan fiqh`@ turath al-fiqhiyyah`(lihat Artikel beliau di Bengkel Hukum Syarak-Kuantan)....

bersambung

Khamis, 7 Mei 2009

Hari Ibu...setiap hari setiap detik..

Orang kata aku lahir dari perut mak..

(bukan org kata...memang betul)


Bila dahaga, yang susukan aku....mak
Bila lapar, yang suapkan aku....mak
Bila keseorangan, yang sentiasa di sampingku.. ..mak

Kata mak, perkataan pertama yang aku sebut....Mak

Bila bangun tidur, aku cari....mak
Bila nangis, orang pertama yang datang ....mak
Bila nak bermanja, aku dekati....mak
Bila nak bergesel, aku duduk sebelah....mak
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya....mak
Bila nakal, yang memarahi aku....mak
Bila merajuk, yang memujukku cuma....mak
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....mak

Bila takut, yang tenangkan aku....mak
Bila nak peluk, yang aku suka peluk....mak
Aku selalu teringatkan ....mak
Bila sedih, aku mesti talipon....mak
Bila seronok, orang pertama aku nak beritahu.... .mak

Bila bengang.. aku suka luah pada..mak
Bila takut, aku selalu panggil... "mmaaakkkk! "

Bila sakit, orang paling risau adalah....mak
Bila nak exam, orang paling sibuk juga....mak
Bila buat hal, yang marah aku dulu....mak
Bila ada masalah, yang paling risau.... mak
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. mak

Yang selalu masak makanan kegemaranku. ...mak
kalau balik ke kampung, yang selalu bekalkan ulam & lauk pauk.....mak

Yang selalu simpan dan kemaskan barang-barang aku....mak

Yang selalu berleter kat aku...mak
Yang selalu puji aku....mak
Yang selalu nasihat aku....mak
Bila nak kahwin...Orang pertama aku tunjuk dan rujuk.....mak


Aku ada pasangan hidup sendiri....


Bila seronok, aku cari....pasanganku
Bila sedih, aku cari....mak


Bila berjaya, aku ceritakan pada....pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada....mak


Bila bahagia, aku peluk erat....pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat....emakku


Bila nak bercuti, aku bawa....pasanganku
Bila sibuk, aku hantar anak ke rumah....mak


Bila sambut besday.. Aku bagi hadiah pada pasanganku

Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"


Selalu.. aku ingat pasanganku

Selalu.. mak ingat kat aku


Bila-bila... aku akan talipon pasanganku
Entah bila... aku nak talipon mak


Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah bila... aku nak belikan hadiah untuk emak


Renungkan:

"Kalau kau sudah habis belajar dan berkerja... bolehkah kau kirim wang
untuk mak?
mak bukan nak banyak... lima puluh ringgit sebulan pun cukuplah".

Berderai air mata jika kita mendengarnya. .......


Tapi kalau mak sudah tiada....... ...

MAKKKKK...RINDU MAK.... RINDU SANGAT....



Berapa ramai yang sanggup menyuapkan ibunya....
berapa ramai yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
berapa ramai yang sanggup mengantikan lampin ibunya.....
berapa ramai yang sanggup membersihkan najis ibunya...... .
berapa ramai yang sanggup membuang ulat dan membersihkan luka kudis
ibunya....
berapa ramai yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga ibunya......

dan akhir sekali berapa ramai yang sembahyang JENAZAH ibunya......

Seorang anak mendapatkan ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan
malam di dapur lalu menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu.
Si ibu segera mengesatkan tangan di apron menyambut kertas yang
dihulurkan oleh si anak lalu membacanya.Kos upah membantu ibu:

1) Tolong pergi kedai : RM4.00
2) Tolong jaga adik : RM4.00
3) Tolong buang sampah : RM1.00
4) Tolong kemas bilik : RM2.00
5) Tolong siram bunga : RM3.00
6) Tolong sapu sampah : RM3.00
Jumlah : RM17.00

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak sambil sesuatu
berlegar-legar si mindanya. Si ibu mencapai sebatang pen dan menulis
sesuatu di belakang kertas yang sama.

1) Kos mengandungkanmu selama 9 bulan - PERCUMA
2) Kos berjaga malam kerana menjagamu - PERCUMA
3) Kos air mata yang menitis keranamu - PERCUMA
4) Kos kerunsingan kerana bimbangkanmu - PERCUMA
5) Kos menyediakan makan minum, pakaian, dan keperluanmu -PERCUMA
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - PERCUMA

Air mata si anak berlinang setelah membaca apa yang dituliskan oleh
siibu. Si anak menatap wajah ibu,memeluknya dan berkata,

"Saya Sayangkan Ibu". Kemudian si anak mengambil pen dan menulis "Telah
Dibayar" pada mukasurat yang sama ditulisnya.


Sumber: Emel Syariah Group..Thanks.

Khamis, 30 April 2009

Susur Galur Mazhab Syafie(9)

Salam,

Nak sambung atau nak bagi detail sikit apa yang dibincangkan dalam tulisan yang lalu.Kali ini hendak diperkenalkan dengan beberapa istilah dalam penulisan fiqh yang menunjukan kepada beberapa gelaran fuqaha` al-syafieyah.


1.Al-Imam:Imam Al-Haramain Al-Juwaini-Abd Malik Bin Abdullah bin Yusuf-W(47H).
Kitab: A-Nihayah /Al-Burhan dll.

2.Al-Qadhi:Al-Qadhi Hussain-Abu Ali Muhammad Bin Ahmad Al-Mirwazi.W(362H).

3.Al-Qadhiyani: i-Ali Bin Muhammad Bin Habib Al-Mawardi-Sahib -Al-Hawi/Al-Ahkam Al- Sultaniyat-W(450H)

ii-Abd Wahid Bin Ismail Bin Ahmad Al-Ruyani-W(501H)

4.Al-Syaikhan 1-Abd Karim Mohd Bin Abd Karim Al-Rafie Abul Qasim Al-Qazwini-
Al-Aziz Syarah Al-Wajij/Muharrar-W(634H).

ii-Yahya Bin Syaraf Abu Zakariya Al-Nawawi,Minhaj/Al-Raudhah/Al-Muhazaab dll.W(677H).

5.Al-Suyukh: i'Imam Al-Rafie ii.Imam Al-Nawawi.iii.Taqiyuddin Ali Bin Abd Al-Kafi AL_Subki W(756H).

6.Al-Syarih:(makrifah)-Al-Syarih Al-Muhaqiq-Jalaluddin Al-Mahalli Muhamad Bin Ahmad
Bin Ibrahim Syarih Al-Minhaj LilNawawi-W9864H).

7.Syaikhuna/Al-Syaikh/Syaikhul Islam: Zakariya Bin Muhamad Bin Ahmad al-Ansori W(926H).

8.Syekhi: Apa disebut dalam istilah Khatib Syarbini,beliau maksudkan:Al-Shihab Ahmad Bin Muhammad Al-Ramli w(971H).

ada lagi beberapa istilah tapi setakat tu dulu.

....lainkali kita cerita bab rumuz,nama-nama kitab dan pengarang.

Rujukan:Al-Fathul-Mubin Fi Taarif Mustalahat al-Fuqaha` wal Usulliyiin-Dr mohd Ibrahim Hafnawi.

Isnin, 27 April 2009

Artikel Dari Egypt-Isu Status Agama Anak Bawah Umur

1. PENDAHULUAN

Isu pengislaman Saudara Mohd Ridzuan Abdullah atau K Patmanathan, 40, bekas penganut Hindu, telah menimbulkan satu polemik yang perlu dinilai dari sudut Syarak terhadap beberapa isu. Isu yang akan dibincangkan di sini adalah

a- Status agama tiga orang anak beliau [ iaitu Tevi Darsiny (12 tahun), Karan Dinesh (11 tahun) dan Prasana Diksa (1 tahun). ]
b- Hak penjagaan anak.
c- Status perkahwinan selepas pengislaman.

2. STATUS AGAMA ANAK-ANAK SELEPAS SALAH SEORANG PASANGAN SUAMI ISTERI MEMELUK AGAMA ISLAM

2.1 - Pandangan Islam Terhadap Status Anak Apabila Hanya Salah Seorang Ibu Bapa Memeluk Islam.
Dalam menjelaskan status anak-anak selepas salah seorang ibu bapa memeluk Islam sedangkan pihak yang kedua tetap berada dalam agama asal, para fuqaha Islam telah berselisih pandangan kepada beberapa pandangan:

Pandangan Pertama:

Anak-anak adalah mengikut agama Islam sama ada yang memeluk Islam adalah bapa ataupun ibu.
Pandangan ini adalah pandangan yang dipegang oleh kebanyakan para fuqaha Islam daripada mazhab al-Hanafiyyah, al-Syafi`iyyah dan al-Hanabilah[1].
Maka berdasarkan kes yang berlaku, Tevi Darsiny (12 tahun), Karan Dinesh (11 tahun) dan Prasana Diksa (1 tahun) adalah diiktibar sebagai beragama Islam kerana mengikut agama yang dianuti oleh bapanya.

Hujah pandangan pertama ini adalah hadith Rasulullah yang berbunyi:

rعَنْ عَائِذِ بْنِ عَمْرٍو الْمُزَنِيِّ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : (( الإسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى )) . رواه البيهقي والدارقطني والروياني .

Daripada A'idz bin Amr Almuzani, daripada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Islam tinggi dan tiada yang lebih tinggi daripadanya."

Pandangan Kedua:
Anak-anak adalah mengikut agama Islam apabila yang memeluk Islam adalah bapa. Sekiranya yang memeluk Islam adalah ibu, anak-anak tidak dianggap beragama Islam. Pandangan ini adalah pandangan yang dipegang oleh al-Imam Malik.

Hujah yang dipegang oleh al-Imam Malik adalah seseorang anak adalah dinasabkan kepada si ayah dan bukannya dinasabkan kepada si ibu. Maka kerana itulah keislaman si ayah sahaja yang akan menyebabkan si anak turut beragama Islam sebagai mengikut agama si ayah[2].
Maka berdasarkan kes di atas, Tevi Darsiny (12 tahun), Karan Dinesh (11 tahun) dan Prasana Diksa (1 tahun) adalah tetap diiktibar sebagai beragama Islam kerana mengikut agama yang dianuti oleh bapanya.

2.2 - Cadangan Terhadap Penyelesaian Isu Ini

Berdasarkan kajian ringkas di atas, dapatlah disimpulkan bahawa anak-anak kepada saudara Mohd Ridzuan Abdullah adalah beragama Islam kerana mengikut agama Islam yang telah dianuti oleh beliau.

Namun disebabkan pihak isteri beliau masih beragama Hindu yang berkeras untuk menjaga anak-anaknya dan membesarkannya dalam agama Hindu, semestinya kenyataan kita untuk mengekalkan status ketiga-tiga anak mereka berdua sebagai beragama Islam akan menimbulkan satu ketegangan antara masyarakat Islam dan masyarakat bukan Islam secara umumnya.

Atas dasar ingin mencari jalan yang paling baik dengan meraikan pandangan-pandangan para ulama, kami mencadangkan perkara-perkara di bawah:

a) Menerangkan kepada masyarakat di Malaysia bahawa maksud anak-anak tersebut berstatuskan agama Islam adalah mereka bertiga dianggap sebagai seorang Islam sepanjang tempoh mereka belum lagi mencapai umur baligh. Status keislaman mereka sebelum tempoh baligh akan berkait rapat dengan pembahagian harta pusaka khususnya[3].

b) Apabila anak-anak tersebut telah mencapai umur baligh, mereka akan diberikan hak untuk memilih sama ada ingin memeluk agama Islam ataupun memeluk agama Hindu. Pandangan ini adalah pandangan yang dipegang oleh al-Imam al-Thauriyy ( الثوري ) .[4]

c) Kami tidak mendapati sebarang masalah sekiranya nama ketiga-tiga anak saudara Mohd Ridzuan Abdullah dikekalkan dengan nama asal melainkan sekiranya makna nama mereka mengandungi unsur-unsur syirik dan makna-makna yang buruk.

3. HAK PENJAGAAN ANAK

3.1 - Pendapat Ulamak

Para ulama di dalam keempat-empat mazhab membincangkan tentang perkara ini . Para ulama bermazhab Syafie dan Hanbali rahimahumullah meletakkan bahawa hak penjagaan mestilah kepada seorang Islam. Orang bukan Islam tidak layak untuk mendapat hak penjagaan anak tersebut.

Manakala para ulama bermazhab Hanafi dan sebahagian ulama Maliki rahimahumullah tidak meletakkan Islam sebagai syarat untuk penjagaan. Ini bermakna jika penjaga tersebut (ibu atau bapa) salah seorang daripada mereka masih di dalam agama asal (non muslim) maka mereka masih boleh mempunyai hak untuk menjaga.

Ini berdasarkan kepada hadis Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh al-Imam Abu Daud , al-Nasa'ie , Ibn Majah , Ahmad bin Hambal , al-Baihaqi , al-Hakim Naisaburi, Ibn Abi Syaibah rahimahumullah dan para ulama hadis yang lain . Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam membenarkan untuk budak tersebut memilih dengan siapakah dia ingin tinggal, sama ada dengan ayahnya yang Muslim atau Ibunya yang Non-Muslimah. Ini kerana hak penjagaan adalah atas rasa belas kasihan dan ianya tidak menjadi masalah walaupun berbeza agama. Nas hadis tersebut adalah seperti berikut:

حدثنا عبد اللَّهِ حدثني أبي ثنا هُشَيْمٌ ثنا عُثْمَانُ أبو عَمْرٍو البتي عن عبد الْحَمِيدِ بن سَلَمَةَ أَنَّ جَدَّهُ أَسْلَمَ في عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ولم تُسْلِمْ جَدَّتُهُ وَلَهُ منها بن فَاخْتَصَمَا إلى رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فقال لَهُمَا رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ان شِئْتُمَا خَيَّرْتُمَا الْغُلاَمَ قال وَأَجْلَسَ الأَبَ في نَاحِيَةٍ وَالأُمَّ نَاحِيَةً فَخَيَّرَهُ فَانْطَلَقَ نحو أُمِّهِ فقال رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اللهم اهْدِهِ قال فَرَجَعَ إلى أبيه[5]

Maksud: Diriwayatkan daripada Saidina Abdul Humaid bin Salamah radhiyallahu anhuma bahawa datuknya telah memeluk Islam pada zaman Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam, tetapi neneknya enggan. Hasil perkahwinan mereka, dikurniakan seorang anak. Mereka berdua datang mengadu kepada Baginda sallallahu alaihi wasallam (berkenaan hak penjagaan terhadap budak tersebut).

Sabda Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam kepada mereka berdua : Jika kamu berdua mahu, budak tersebut akan diberikan pilihan untuk memilih kamu berdua. Kata Abdul Humaid bin Salamah : Si ayah diletakkan di suatu sudut, dan si ibu juga diletakkan di suatu sudut, maka budak tadi diberi pilihan . Didapati budak tersebut bergerak ke arah ibunya.Maka Baginda sallallahu alaihi wasallam berdoa: Ya Allah berikanlah hidayah kepadanya. Kata Abdul Humaid bin Salamah :Maka budak tersebut kembali kepada ayahnya (mengikut ayahnya).

Tetapi para ulama di dalam mazhab Hanafiyah dan Malikiyah berbeza pendapat pula berapa lamakah tempoh budak tersebut perlu berada di bawah penjaganya yang bukan Islam:

1) Ulama Hanafiyah berpendapat : Kanak-kanak tersebut boleh berada di bawah jagaan penjaga yang bukan Islam sehinggalah dia mampu berfikir tentang keagamaan(iaitu setelah mencapai umur 7 tahun). Hak penjagaan juga akan tamat jika budak tersebut tidak terjamin keselamatan agamanya jika berada bersama penjaga tersebut(seperti dibawa ke tempat ibadah mereka, budak tersebut mempelajari perkara berkaitan agama penjaga tersebut, diberi minum arak atau memakan makanan yang haram)

2) Ulama Malikiyah berpendapat: Kanak-kanak tersebut boleh berada di bawah jagaan penjaga yang bukan Islam tersebut sehinggalah tamat waktu hak penjagaan[6]. Tetapi penjaga tersebut perlu menjaga hak-hak penjagaan terhadap budak tersebut seperti tidak memberi makanan yang haram dan memberi minum arak kepadanya. Tetapi jika dikhuatiri akan berlaku perkara tersebut maka hak penjagaan tersebut perlulah diberikan kepada golongan Muslimin demi menjaga budak tersebut daripada kesesatan[7].

3.2 - Cadangan Terhadap Kes Yang Berlaku

1) Berdasarkan pendapat para ulama yang kita telah bincangkan, anak kepada Mohd Ridzuan bin Abdullah @ K Patmanathan, 40 tahun iaitu Tevi Darsiny (12 tahun) dan Karen Danish ( 11 tahun ) tidaklah dibenarkan untuk berada dibawah penjagaan si isteri yang enggan memeluk Islam. Ini kerana, keadaan kedua-dua anak mereka jika berada di bawah jagaan ibu sahaja dibimbangi persekitaran yang tidak baik akan mempengaruhi mereka.

2) Manakala anak yang ketiga iaitu Prasana Diksa (1 tahun), dibenarkan untuk berada di bawah jagaan si ibu (dengan syarat diadakan giliran antara ibu dan bapa) berdasarkan pendapat yang disebutkan oleh Mazhab Hanafiyah dan Malikiyah. Ini kerana Prasana Diksa masih kecil dan belum mencapai umur yang memungkinkan untuknya berfikir tentang keagamaan. Ini juga menunjukkan bahawa Islam bukanlah agama yang bersikap kuku besi yang menghalang secara semberono hak individu.

4. STATUS PERKAHWINAN SELEPAS PENGISLAMAN SALAH SEORANG SUAMI ISTERI

4.1 - Pendapat Para Ulama

Syariah Islam menetapkan, apabila seorang suami memeluk Islam, maka si isteri juga perlu diminta untuk memeluk Islam. Jika si isteri memeluk Islam di dalam tempoh ‘iddahnya, maka perkahwinan tersebut boleh diteruskan seperti biasa(tanpa perlu diperbaharui akad nikahnya).

Islam bukanlah satu agama yang memecah belahkan institusi kekeluargaan, bahkan Islam itu sendiri mengajar ummatnya untuk membina sebuah keluarga yang bahagia. Perbezaan agama antara suami dan isteri bukanlah penghalang kepada ikatan pernikahan mereka, tetapi keengganan si isteri untuk berbuat demikian menyebabkan berlakunya perpisahan [8].

Keempat-empat mazhab Islam iaitu Hanafi, Maliki, Syafie, dan Hambali menetapkan perkahwinan mereka berdua akan terfasakh[9]. Para ulamak hanya berselisih pendapat dari sudut bilakah waktu fasakh itu berlaku, samaada daripada saat pengIslaman suami atau saat isteri enggan memeluk Islam. Perpisahan tersebut akan berlaku melalui kuasa qadhi[10].

Fasakh atau perpisahan tersebut bukan bermakna si suami meninggalkan tanggungjawabnya ke atas isteri dan anak-anaknya dari sudut nafkah dan perbelanjaan. Islam sangat menjaga hak setiap manusia samaada Muslim atau Non Muslim. Perpisahan yang berlaku di antara pasangan suami isteri disebabkan perbezaan agama tidak menggugurkan kewajipan suami kepada isterinya dan anak-anaknya.

4.2 - Hak Pemberian Nafkah[11]

a - Nafkah kepada anak
Si ayah wajib memberikan nafkah dan keperluan kepada anak-anaknya selagi mana mereka masih kecil sehingga mampu berdikari sendiri jika anak tersebut adalah anak lelaki. Manakala bagi anak perempuan, bapa perlu memberi nafkah kepadanya sehingga anak tersebut berkahwin sahaja.

b - Nafkah kepada isteri
Suami wajib memberi nafkah kepada isteri tersebut selama mana di dalam tempoh ‘iddah sahaja.

Ini jelas menunjukkan hujah yang mengatakan bertukar agama adalah satu cara untuk lari daripada tanggungjawab adalah hujah yang amat dangkal. Ini kerana Islam sama sekali tidak memberikan ruang kepada penganutnya untuk lari atau cuai menunaikan tanggungjawab masing-masing.

Disediakan oleh :Fellow MANHAL PMRAM 2009
Hasil kajian:
1. Al Fadhil Ustaz Syed Abdul Qadir Al-Jofree
2. Al Fadhil Ustaz Abd Rahman Mohd Tharin
3. Al Fadhil Ustaz Mohd Nazrul Abd Nasir
4. Al Fadhil Ustaz Hairul Nizam Mat Husain


[1] Sila lihat al-Mawsu`ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaytiyyah 4/270.[2] Sila lihat al-Mawsu`ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaytiyyah 4/270.[3] Sebagaimana yang dimaklumi, apabila anak-anak tersebut berstatuskan Islam, mereka berhak mewarisi harta saudara Mohd Ridzuan Abdullah kerana persamaan agama antara pihak ayah dan anak-anak. Walau bagaimanapun sekiranya anak-anak tersebut meninggal dunia sebelum mereka mencapai umur baligh, maka berdasarkan pandangan Islam jenazah mereka akan diuruskan sebagai seorang Muslim. Ini dijangka akan menimbulkan satu lagi masalah perebutan jenazah antara si isteri yang beragama Hindu dan si ayah yang beragama Islam.[4] Sila lihat al-Mawsu`ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaytiyyah 4/271. Para pembaca perlu menyedari bahawa pandangan yang kami pilih ini bukanlah pandangan majoriti ulama Islam.Adapun pandangan majoriti ulama Islam, anak-anak tersebut secara automatik akan menjadi seorang muslim sebaik sahaja si ayah memeluk agama Islam. Sekiranya anak-anak tersebut setelah baligh memilih untuk tidak beragama Islam, berdasarkan pandangan majoriti ulama, mereka akan menjadi murtad.Pandangan al-Thauri yang kami pilih ini adalah semata-mata memikirkan situasi masyarakat non Muslim di Malaysia yang mungkin tidak akan dapat menerima keputusan bahawa kesemua anak-anak terbabit hendaklah beragama Islam. Sekurang-kurangnya dengan berpegang pandangan al-Thauri, masyarakat non Muslim dapat menerima keputusan kerana hak untuk memilih agama diserahkan kepada anak-anak tersebut selepas mereka baligh.[5] Musnad al-Imam Ahmad bin Hambal, hadis 23807 jilid 5 mukasurat 446 Darul Nasyr, Muassasah Qurtubah[6] Bagi budak perempuan, hak penjagaan terhadapnya ialah sehingga dia berkahwin, manakala bagi budak lelaki pula hak penjagaan terhadapnya ialah sehingga dia baligh.[7] Fiqh al-Islami wa Adillatuhu jilid 7 mukasurat 727-728 cetakan Darul Fikr Cetakan Kedua 1985[8] Bada'ie Sana'ie, Imam al-Kasani, m.s 1558 jilid 3.[9] Mughniyul Muhtaj, Khotib as-Syarbini, m.s 244 jilid 3.[10] Fiqhul Islami Wa Adilatuh, Dr. Wahbah Az-Zuhaili, m.s 7163 jilid 9.[11] Al-Mughni, Imam Ibn Qudamah, m.s 402 - 409, jilid


Komentar TJ:Mohd Ridhuan telah pun mendapat perintah jagaan secara exparte,anak-anak tersebut dari Mahkamah Tinggi Syariah Ipoh.Manakala bekas isteri(isteri sivil)telah juga mendapat hak jagaan secara exparte di Mahkamah Tinggi Sivil,sekali lagi konflik undang-undang timbul.Namun sejarah lepas dari penghakiman sivil,jelas memihak kepada MS,perintah dari institusi tersebut tidak boleh dibatalkan.Namun perlu kita selusuri apakah wajra hak jagan bagi anak yang masih bayi dan menyusu jugak termasuk dalam perintah tersebut.Berdasarkan arikel diatas,Fiqh memberi jalan bagi menjaga semua kepentingan manusia,so mengapa tidak dicari jalan sedemikian.Pihak MS seharusnya lebih kreatif dan membuat sedikit penyelidikan sebelum penghakiman diberikan,begitu pihak yang satu lagi,jalan konfromi masih terbuka terutama bagi bayi tersebut,jangan jadikan agama yang berbeza menghalan atau memtuskan semua hubungan sebagai ibu dan bapa dan juga sebagai makhluk Tuhan-agama tidak mengajar sebegitu caranya.